ILMU GINEKOLOGI

Ginekologi (secara harfiah berarti "ilmu mengenai wanita") adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium). Di masa modern ini, hampir semua ginekolog juga merupakan ahli obstetrik. Bapak ginekologi adalah J. Marion Sims.

Kenalilah berbagai pengetahuan tentang ginekologi (ilmu kandungan). Pengetahuan tersebut meliputi gangguan haid, perdarahan uterus abnormal, keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan menopause.

Perdarahan Uterus Abnormal
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.

Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan pasien berupa haid yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.

Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.

Metroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.

Menoragia
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen & progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.

Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna / eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron..

Endometriosis
Endometrium :
- Lapisan dalam dinding kavum uteri, norrmal tidak terdapat di tempat lain.
- Endometrium terdiri atas jaringan ikatt / stroma dan sel-sel selapis kubis yang berproliferasi dan menebal setelah haid lalu runtuh pada saat haid.
- Siklus endometrium juga dipengaruhi olleh poros hipotalamus-hipofisis-ovarium.
- Puncak LH hipofisis terjadi 24-36 jam sebelum ovulasi.
- Estradiol dihasilkan sel teka interna folikel dan pasca ovulasi sel teka tersebut berubah menjadi sel lutein yang menghasilkan progesteron.

Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.

Patogenesis endometrium diterangkan oleh beberapa teori diantaranya teori histogenesis, teori metaplasia coelomik dan teori induksi.

Teori histogenesis menerangkan bahwa endometriosis terjadi akibat adanya regurgitasi tuba epitel menstruasi - implantasi jaringan endometrium pada tempat abnormal tersebut. Faktor determinasi yang diperkirakan abnormal adalah regurgitasi darah haid / menstruasi retrograd (darah haid yang tidak keluar melalui serviks mengalir ke tuba - ovarium dan keluar ke rongga peritoneum) kemudian tumbuh berkembang karena organ yang ditempati tidak mengadakan reaksi penolakan (karena bukan benda asing / antigen).

Teori histogenesis : transplantasi, metastasis limfatik / vaskuler. Faktor determinasi adalah respon imunologik yang rendah, faktor genetik, status hormon steroid dan hormon pertumbuhan.

Teori metaplasia coelomik : menerangkan pertumbuhan endometrium di vagina padahal tidak ada hubungan vaskularisasi antara keduanya. Diperkirakan primer berasal dari sisa jaringan yang terdapat sejak perkembangan embrionik (saluran Muller). Demikian juga pada organ-organ yang berasal dari saluran Muller lainnya.

Teori induksi : lanjutan dari teori metaplasia, diperkirakan faktor biokimia endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium.

Pasca Operasi Uterus

(Misalnya miomektomi atau seksio sesar) dapat terjadi lapisan endometrium melekat atau terjahit dengan miometrium kemudian tumbuh menjadi endometriosis.

Teori yang diterima akhirnya adalah patogenesis multifaktorial : genetik, imunologi, endokrin dan mekanik.

(Endometriosis : "the disease of many theoris in gynecology" seperti halnya dengan pre eklampsia pada obstetri)

Kemungkinan lokasi endometriosis :
- Endometriosis interna : dibagian lain uterus misalnya serviks dan isthmus.
- Endometriosis eksterna : di luar uteruus.
- Adenomiosis : endometrium di dalam lappisan miometrium.
- Endometrioma : endometrium dalam ovariium - kista coklat.
- Pada organ / tempat lain misalnya di ppermukaan / dinding usus, cavum Douglasi, ligamen-ligamen, dan sebagainya. Jaringan endometrium ektopik ini berproliferasi, infiltrasi dan menyebar ke organ-organ tubuh. Ditemukan 20-25 % pada laparatomi pelvis. Terbanyak ditemukan pada usia 30-40 tahun.

Pertumbuhan endometrium di tempat lain dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Pada haid dapat menimbulkan sakit hebat karena :
- Perdarahan intraperitoneal.
- Perlengketan (tertahan pada pergerakann).
- Akut abdomen.

Endometriosis peritoneum :
- Warna merah (aktif/baru) atau coklat hhitam (sudah lisis) atau putih (fibrosis).
- Dapat hipervaskuler (lesi aktif) atau avaskuler (lesi baru atau fibrosis).
- Permukaan rata atau menonjol atau iregguler.
- Letak superfisial (di permukaan organ / peritoneum) atau profunda (invasif ke organ).

Lokalisasi sering :
- Ovarium, biasanya bilateral (65%).
- Lapisan serosa uterus, peritoneum pelvvis.
- Kolon sigmoid / kavum Douglasi, ligameentum sakrouterinoma / latum, tuba Fallopii.
- Vagina, serviks, dan usus.
- Paru, mukosa vesika uterina / saluran kemih, umbilikus, ginjal dan kaki (jarang).

Gejala dan tanda klinik :
- Nyeri pelvis / abdomen difus pada lokaasi tertentu.
- Teraba nodul atau nyeri pada ligamentuum sakrouterina, dinding belakang uterus dan cavum Douglasi.
- Gerakan terbatas & nyeri pada genitaliia interna.
- Uterus retroversi dan terfiksasi.
- Teraba massa tumor dan nyeri tekan di adneksa.
- Dinding forniks posterior vagina memenndek.

Pemeriksaan penunjang diagnostik :
- Ultrasonografi : gambaran bintik-bintiik salju
- Laparatomi / laparaskopik.
- Assay Ca 125.

Penampilan endometriosis :
- Infertilitas primer (26-39 %)
- Infertilitas sekunder (12-25 %)
- Nyeri panggul kronik (4-65 %)
- Dismenorhea (7-32 %)
- Massa / kista ovarium (10-35 %)
- Bercak / spotting pre menstruasi (35 %%)
- Nyeri akut abdomen, ileus obstruktif, kolik ureter (jarang).

Selain itu sering terdapat keluhan dispareunia, tumor pelvik, gangguan haid, nyeri perut saat defekasi (diskezia) dan nyeri pinggang.

Diagnosa banding : tumor ovarium, mioma multipel, karsinoma rektum, penyakit radang panggul dan metastasis tumor di cavum Douglasi.

Klasifikasi Endometriosis Acosta 1973
1. Ringan :
- Endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior cavum Douglasi / permukaan ovarium / peritoneum pelvis.
2. Sedang :
- Endometriosis pada 1 atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau endometrioma kecil.
- Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami endometriosis.
- Endometriosis pada anterior atau posterior cavum Douglasi dengan parut dan retraksi atau perlekatan tanpa implantasi di kolon sigmoid.
3. Berat :
- Endometriosis pada 1 atau 2 ovarium ukuran lebih dari 2 x 2 cm2.
- Perlekatan 1 atau 2 ovarium / tuba fallopii / cavum Douglasi karena endometriosis.
- Implantasi / perlekatan usus dan / atau traktus urinarius yang nyata.

Penatalaksanaan Endometriosis

Prinsip :
- Terapi medikamentosa untuk supresi horrmon.
- Intervensi surgikal untuk membuang impplant endometriosis.

Objektif :
- Kontrol nyeri pelvik kronik (terapi obbat saja).
- Penatalaksanaan infertilitas (terapi oobat dan pembedahan).
- Penataksanaan endometrioma (terapi pemmbedahan).
- Tumor ekstragenital / ekstrapelvik (teerapi obat dan pembedahan).
- Pencegahan kekambuhan (terapi optimaliisasi pra bedah).
- Penatalaksanaan asimptomatik (obat horrmonal / non hormonal), bedah.

Pengobatan hormonal :
- Progesteron : MDPA
- Danazol (17-alfa-etinil-testosteron)
- Kombinasi estrogen-progesteron : pil kkontrasepsi.
- Anti progestasional : etilnorgestrienoon / gestrinon.
- Agonis GnRH : leuprolid asetat, gosereelin, buserelin asetat, nafarelin, histrelin,lutrelin.

Efek yang diharapkan :
- Progesteron (medroxyprogesteron) : dessidualisasi dan atrofi endometrium serta inhibitor gonadotrofik yang kuat.
- Kombinasi estrogen / progesteron (pil kontrasepsi) : "pseudo pregnancy", desidualisasi dan pertumbuhan endometrium diikuti atrofi endometrium.
- Antiprogestasional : anti progestogeniik dan estrogenik melalui aktivasi degradasi enzim lisosomal sel.
- GnRH agonist : menyebabkan kadar estroogen menurun seperti pada saat menopause.
- Testosteron : mensupresi LH & FSH, mennghambat pertumbuhan endometriosis.
- Untuk terapi nyeri dapat digunakan inhhibitor prostaglandin-sintetase.

Obat yang sekarang banyak dipakai dan dikembangkan : agonis GnRH.
Mekanismenya : suplai hormon - internalisasi - dikenali oleh mRNA - sintesis protein.
GnRH : hormon untuk menghasilkan gonadotropin.

Agonis GnRH : regulasi luluh reseptor GnRH pada sel gonadotropin hipofisis.
- Penekanan sekresi dan sintesis FSH dann LH hipofisis.
- Supresi ovarium : hambatan pematangan folikel dan hambatan produksi estradiol.

Diharapkan hipoestrogenisme akan menghambat pertumbuhan berlebihan jaringan endometriosis.

Selama sekitar 24 minggi, GnRH agonis akan memberikan efek :
1. Amenorhea
2. Gangguan reseptor estrogen (misalnya payudara mengecil).
3. Gangguan psikis atau neurologis.
4. Gangguan dalam hubungan seksual.

Pengobatan surgikal : untuk membersihkan fokus / implant endometriosis.

Permasalahan seputar endometriosis :
- Prevalensi - faktor predisposisi.
- Mekanik (peningkatan tekanan intraabdoominal / intrauterin, pencetus regurgitasi.
- Implantasi pasca retrograd menstruasi..
- Imunitas.
- Perlindungan terhadap kesehatan kerja : efisiensi, kenyamanan kerja.
- Peningkatan biaya pengobatan / perawattan kesehatan (health-cost maintenance).
- Masalah kesehatan reproduksi di masa ddepan.

Pencegahan :
- Tidak menunda kehamilan.
- Tidak melakukan kerokan / kuret pada wwaktu haid.
- Pemeriksaan ginekologi teratur.

Onkologi adalah sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker. Dokter yang mendalami onkologi disebut onkolog. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani: onkos (ονκος), yang berarti masa atau tumor dan akhiran -ology, yang berarti "mempelajari".
Onkologis dapat dibagi menjadi jenis perawatan yang disediakan.
1.        Bedah
2.        THT-KL
3.        Obsgyn
4.        Mata
Onkologi memperhatikan hal-hal berikut:
ONKOLOGI MEDIK SUATU HARAPAN
PIDATO PENGUKUHAN
Onkologi Medik merupakan cabang Onkologi Klinik dan Ilmu (Kedokteran) Penyakit Dalam dengan tujuan utama adalah studi dan pengelolaan dari segala segi/aspek medik terhadap kanker dan pengobatan terhadap tumor dengan hanya menggunakan obat-obat saja, baik tunggal maupun kombinasi. Lebih lanjut tujuan Onkologi Medik ialah untuk penerapan strategi pengobatan terhadap berbagai  penyakit keganasan pada orang dewasa dan anak-anak dengan pendekatan interdisipliner dengan lain cabang Onkologi Klinik, baik dengan ilmu pengetahuannya maupun penerapan pengobatan penunjang khusus (Bonadonna & Robustelli, 1988). Onkologi adalah studi tentang tumor-tumor {oncos = pembengkakan, tumor, massa) Medik (medical) adalah berkaitan dengan pengobatan penyakit tanpa tindakan pembedahan (Dorland, 1976). Namun adakalanya pem  bedahan dilakukan guná mendapatkan diagnosis yang tepat. Cakupan Onkologi Medik meliputi kasus keganasan hematologik dan nonhematologik.
Untuk sampai pada jawaban yang kedua baiklah akan diutarakan urutan rangkaian penyajian yaitu :
- Riwayat perkembangan
- Macam-macam tumor dan nomenklatur
- Sepintas tentang epidemiologi dan peningkatan kewaspadaan
- Manifestasi klinik
- Cara pendekatan dan diagnosis
- Pengelolaan (penilaian penderita, obat-obat, cangkok sumsum tulang)
- Prognosis/ramalan dan harapan
- Himbauan dan penutup.

Riwayat Perkembangan Onkologi Medik
Bonadonna dan Robustelli (1988) mengutarakan bahwa Onkologi Medik berkembang setapak demi setapak semenjak tahun 1946. Namun sebelum ini tahun 1940 Higgins merupakan pionir pengobatan tumor endokrin yang berhasil dengan menggunakan estrogen pada kanker payudara; operasi pengambilan buah pelir pada kanker prostat tahun 1941 dan tahun 1945 pengambilan kelenjar adrenal pada kanker payudara Dalam tahun 1948, Faber menunjukkan untuk pertama kali bahwa obat kemoterapi yaitu AMETHOPTERINE (METHOTREXATE) mampu menghasilkan "complete remission" pada anak-anak dengan Lekemia limfoblastik akut. 
- Dalam kurun waktu 1946 -1960 pengembangan obat tunggal,
hanya didasarkan atas pengalaman. Kemudian menetapkan tolok
ukur pengobatan. Terlihat hasil pertama yang mengembirakan
dalam pengobatan Lekemia dan Limfoma.
- Dalam tahun 1960 - 1970-an merupakan era perkembangan dari kinetika sel dan penerapan konsep kinetik dalam kemoterapi klinik 
Dengan pertimbangan untuk perbaikan hasil pengobatan, maka dikembangkan untuk pertama kali kemoterapi kombinasi. 
- Dalam tahun 1970 - 1980-an dikembangkan konsep sisa penyakit yang minimal dan strategi pengobatan multidisipliner. Hasil pertama yang menguntungkan dengan kemoterapi tambahan, terutama tumor pada anak, Limfoma dan kanker payudara. Diupayakan pemberian obat yang tidak saling menimbulkan kerentanan. Kemudian mengembangkan percobaan immunotherapy Pemilihan pengobatan endokrin atas dasar ada tidaknya reseptor hormon pada sel ganas mulai dikembangkan.
- Tahun 1980 -1988. merupakan pengenalan konsep baru dengan :
- Perbaikan dari terapi penunjang (anti infeksi, analgesik nutrisi, psikologik dan rehabilitatif)

- Konfirmasi kemanjuran cangkok sumsum tulang.
- Dukungan laboratorium yang lebih maju.
- Perluasan penggunaan neoadjuvant (primary) chemotherapy,serta
- Penataran onkologik untuk perawat.
Dalam tahun 1990 ada berita yang menggembirakan bagi penderitaanker payudara yang disajikan dalam Asian Medical News 7 Agustus 1990, bahwa tim Paris melaporkan keberhasilan mereka dengan kemoterapi tanpa operasi.
Riwayat perkembangan Onkologi Medik ini tak terlepas dari perkembangan penemuan obat dari tahun ke tahun seperti tertera dalam gambari.
Bagaimana di Indonesia ? Tirtosugondo (1990) mengemukakan sepuluh jenis kanker utama pada pria dan wanita di Indonesia, ternyata pada pria kanker kulit menduduki urutan pertama. Periksa lampiran. (Lampiran IV) Meskipun persentase berbeda namun urutan pertamanya sama dengan yang dilaporkan dari Amerika. Sarjadi dkk (1990), melaporkan insiden kanker periode 1985 - 1989 di Semarang. Pada wanita urutan pertama adalah kanker : leher rahim, disusul kemudian payudara, kulit dan seterusnya. Pada pria urutannya adalah kanker paru, kulit, nasofaring dan seterusnya periksa lampiran. Insiden lekemia dicantumkan pula pada laporan. (Lampiran V) Dengan mengetahui pola kanker ini maka dapat dipakai untuk upaya program penanggulangan serta pencegahan.
Hadirin yang saya muliakan, Dalam usaha penanggulangan dan pencegahan kanker, telah banyak disebut-sebut tentang faktor risiko. Bila kita mengutarakan tentang faktor risiko, ini tidak-berarti menakut-nakuti, namun tujuan lebih jauh peringatan tersebut adalah guna memberi pengertian agar kita meningkatkan kewaspadaan akan kemungkinan bahaya dari kanker.
Secara umum tiap penyakit dapat timbul karena faktor dalam tubuh sendiri (kekebalan, genetik) dan faktor dari luar tubuh (lingkungan). Demikian pula timbulnya kanker. Terdapat dugaan kuat yang mendukung konsep bahwa kanker adalah penyakit genetik, yang disebabkan adanya kerusakan dalam struktur yang mengatur gen pengontrol mekanisme pembelahan sel. Kerusakan ini dapat disebabkan karena keturunan atau didapat. Dengan rusaknya pengaturan pembelahan sel tersebut akan dihasilkan perbanyakan sel yang abnormal dan dapat menjadi ganas serta tak terkendalikan (Dana, 1988).
Suatu revolusi ilmu pengetahuan yang ke II yaitu biologi molekuler. Dengan menerapkan teknik baru genetik molekuler dalam ilmu kedokteran telah menyentuh banyak bidang spesialisasi dalam hematologi maupun onkologi. Telah diketahui, kelainan molekul protein dalam gen akan memungkinkan timbulnya penyakit baik yang diturunkan maupun yang didapat (Schwartz & Surrey, 1989) Di atas telah disinggung faktor di luar tubuh (lingkungan).Perubahan lingkungan akan memungkinkan perubahan pola penyakit. Jadi suatu penyakit mungkin akan lebih tinggi frekuensinya di suatu wilayah dibanding dengan di wilayah lain. Demikian pula tentang insidens kanker. Tirtosugondo (1990), menyajikan data frekuensi relatif pola kanker di Indonesia pada pria dan wanita, dan menyajikan lima jenis kanker utama di Bali seperti tertera pada tabel terlampir. Suatu kekhususan yang menarik adalah tingginya frekuensi kanker penis (zakar) pada pria. Ini suatu gambaran perbedaan lingkungan akan memberi pola yang berbeda. Di sini menyangkut pula masalah budaya. Yang berkaitan dengan budaya dan suku bangsa, tampak bahwa kanker penis jarang ditemukan pada orang Yahudi. Hadirin yang saya muliakan, Berbicara masalah lingkungan akan terkait hal-hal yang menyangkut alam/fisik, jasad renik (mikro organisme, lelembut), bahan kimia, sosial, budaya/gaya hidup. Telah pula diketahui dari faktor alam/fisik terdapat sinar (radiasi) baik yang berasal dari alam maupun buatan manusia. Bila terjadi pemaparan yang berlebihan akan memungkinkan timbulnya kanker. Contoh dalam hal ini ialah sinar ultra violet, sinar x dan sinar radioaktif. Pemaparan oleh sinar ultraviolet dan matahari yang berlebihan memungkinkan terjadi kanker kulit bagi mereka yang peka. Kita masih ingat tentang peristiwa Hiroshima dalam Perang Dunai II yang lalu. Akibat radiasi bom atom terjadilah peningkatan frekuensi kanker setelah beberapa tahun. Bahwa sinar radioaktif di satu pihak memungkinkan timbul kanker, di sisi lain sinar radioaktif dapat dipakai untuk pengobatan maupun penyembuhan kanker, baik sebagai pengobatan utama maupun pengobatan tambahan.
Telah diketahui kaitan antara kanker tertentu dengan parasit
maupun virus :
- Parasit yang ada kaitannya dengan karsinogenesis yaitu
schistosoma haematobium, memungkinkan terjadinya kanker
kandung kemih.

- Jenis virus yang dikenal dengan nama Epstein-Barr yang dikaitkan
dengan kanker nasofarings dan juga Limfoma Burkitt.
- Mereka yang pernah terkena/pembawa virus hepatitis-B
mempunyai risiko untuk kemungkinan menderita kanker hati
primer.
Masih ada beberapa virus yang tidak saya sebutkan di sini.
Hadirin yang saya muliakan,
Bahan kimia tertentu mempunyai kecenderungan yang berkaitan
dengan kanker bagian tubuh tertentu. Bahan kimia dapat berasal dari
lingkungan kerja atau juga bahan kimia yang mencemari bahan
makanan. Beberapa bahan karsinogenik dalam makanan yang juga
tersebar di alam dan juga dapat ditemukan dalam saluran pencernaan
hewan dan manusia adalah, antara lain :
a. POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS (PAH)
b. NITROSAMINES
c. AFLATOXINS
Lebih lanjut Kallistratos dkk (1989) mengemukakan masalah nutrisi
dan kanker sebagai berikut :
. Diet yang berlebihan, khusus konsumsi yang berlebihan dari unsur:
a. lemak
b. karbohidrat
c. protein
ad a. Konsumsi lemak yang berlebihan, menimbulkan kegemukan
dan juga insiden beberapa jenis kanker seperti payudara dan
usus besar meningkat. Sebaliknya di negara miskin yang
konsumsi lemak rendah seperti Thailand, Salvador, Columbia,
Srilangka insiden kanker payudara dan usus besar sangat
rendah dibanding dengan USA, Kanada, Denmark dan Holland.

ad b. Konsumsi gula yang berlebihan, seperti di Inggris, Holland dan
Denmark terdapat kanker payudara lebih tinggi dibanding
dengan negara yang rendah konsumsi karbohidrat (gula)
seperti Spanyol, Portugis dan Yunani.
ad c. Kanker usus besar meningkat di negara-negara dengan
konsumsi protein berlebihan seperti New Zealand, USA dan
Kanada dibanding Nigeria dan Columbia. Orang-orang dengan
konsumsi makanan 3900 kcal tiap hari ternyata dua kali lipat
lebih sering terkena kanker usus besar dibandingkan dengan
mereka yang makan dengan kalori 2900 kcal tiap hari.
Saya tidak akan mengutarakan masalah alkohol dan tembakau,
karena sudah sering diutarakan. Perlu diketahui bahwa di USA telah
ada undang-undang yang melarang orang merokok di dalam pesawat
udara. Bagaimana dengan negara kita ?
Hadirin yang saya muliakan,
Apa yang telah diuraikan tadi bukan untuk menambah ketakutan
atau kecemasan, namun kita harus meningkatkan kewaspadaan agar
terhindar dari bahaya kanker dan selanjutnya dapat menurunkan
insidens. Tentang kebiasaan makan, disarankan untuk tidak
berlebihan.
Suatu hal yang menarik perhatian dalam First World Garli
Congress tanggal 28 Agustus 1990 di USA yang lalu, para peneliti dari
Italia dan Cina mengemukakan bahwa bawang (garlic) membantu
mencegah kanker. Peneliti di Amerika mendapatkan bahwa bawang
mampu menghambat sampai 70% pada tikus yang mendapat suntikan
bahan kimia penyebab kanker payudara. Mungkinkah bahan tersebut
mampu mencegah insidens kanker ? Kita tunggu penelitian lebih
lanjut.
Hadirin yang saya muliakan,
Manifestasi klinik kanker tergantung dari jenis, letak dan
persebaran. Guna meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit
keganasan sedini mungkin, oleh American Cancer Society dicanang-

kan tujuh peringatan awal :
1. Perubahan dalam pembuangan ¡si perut atau kandung kemih.
2. Rasa nyeri/sakit yang tak dapat reda/sembuh.
3. Perdarahan atau pengeluaran cairan yang tak biasa.
4. Penebalan atau pembengkakan payudara atau di lain bagian tubuh.
5. Kesukaran menelan atau mencerna.
6. Perubahan yang nyata dari kulit atau tahi lalat.
7. Suara parau atau batuk lama.
Tujuh peringatan ini kemudian dalam kewaspadaan terhadap
kanker di Indonesia dicanangkan dengan slogan WASPADA dan
SADARI.
W aktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau
gangguan.
A lat pencernaan terganggu dan susah menelan
S uara serak dan batuk yang tidak sembuh-sembuh.
P ayudara atau tempat lain ada benjolan (tumor).
A ndeng-andeng yang berubah sifatnya, makin besar dan gatal.
D arah dan lendir yang abnormal keluar dari tubuh.
A da koreng atau borok yang tak sembuh-sembuh.
Manifestasi penyakit keganasan sering tidak pasti dan menimbul-
kan gejala yang berbeda dengan jaringan lain yang terkena, baik
karena pendesakan, penyebaran maupun karena zat-zat yang
dihasilkan oleh sel kanker. Gejala-gejala samping ini ada pula yang
menyebut sindrom paraneoplasia (Soenarto, 1990), periksa tabel pada
lampiran. (Lampiran VI)
Berikut ini saya kemukakan beberapa contoh :
a. sindroma paraneoplasia yang berupa keluhan dan gejala rematik
dapat terjadi karena kanker dari : indung telur, rahim, payudara,
10

saluran pencernaan dan kelenjar limfe.
b. Ada juga penderita yang didiagnosis kelainan jiwa, ternyata
dengan pemeriksaan CT scan dijumpai adanya tumor dalam otak.
Kedua hal tersebut sekedar contoh manifestasi yang merupakan
tambahan dari gejala keganasan.
Manifestasi klinik sering pula dipengaruhi oleh adanya anak sebar.
Anak sebar dari masing-masing sel kanker memilih tempat pada
jaringan yang sesuai.
Zetter (1990), menyatakan bahwa beberapa anak sebar tumor
dapat menduduki bermacam-macam jaringan dan memilih tempat
yang sesuai.
Misalnya :
- Hati, merupakan tempat anak sebar yang paling sering dari
berbagai tumor. Beberapa tumor timbul dari jaringan terdekat,
seperti usus besar, tapi ada pula yang melintasi beberapa organ
yang terdekat, kemudian menduduki hati, seperti melanoma
choroidal.
- Tulang, merupakan tempat pilihan dari anak sebar kanker
payudara, prostat, tiroid dan ginjal.
- Otak, sering merupakan tempat bersarang anak sebar payudara,
ginjal, paru dan saluran lambung-usus.
Tempat-tempat yang paling disenangi oleh berbagai anak sebar
akan berbeda meskipun jenisnya sama, namun berbeda sifat-sifat sel
yang ada, seperti Lekemia. Sel-sel lekemia bebas beredar dalam
darah, namun kemampuan masing-masing lekemia untuk menyebar
ke dalam hati, limpa, tulang dan limfe berbeda. Perbedaan tempat
tumbuh anak sebar sel kanker disebabkan adanya mekanisme seluler
yang berbeda. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa
adakalanya manifestasi kanker berbeda dengan kanker asalnya,
seperti contoh di atas.
11

CARA PENDEKATAN DIAGNOSIS
Hadirin yang saya muliakan,
Seperti pemeriksaan kedokteran pada umumnya, pemeriksaan
dimulai dengan wawancara untuk mengetahui riwayat penyakit,
kemudian dilengkapi dengan pemeriksaan jasmani secara sempurna.
Langkah selanjutnya ialah melengkapi dengan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium (darah, kencing dan tinja),
histopatologi guna menentukan perangai dari keganasan.
Tergantung dari sifat kanker yang dihadapi, maka pemeriksaan
jaringan dapat diambil dari kanker primer atau anak sebar.
Pengambilan jaringan dapat secara langsung bila tumor tersebut
mudah dicapai. Bila letaknya dalam, dapat dengan alat bantu
endoskop atau dengan pembedahan. Pemeriksaan dapat pula
dilengkapi dengan pemeriksaan radiologik baik dengan cara biasa
maupun Computerized Tomography Scan, Magnetic Resonance
Imaging, Scanning dengan radioisotop dan pemeriksaan lain seperti
mammografi, xerografi, angiografi, limfografí. Cara lain pemeriksaan
yaitu Ultrasonografi. Pemeriksaan laboratorium sekarang telah
dilengkapi dengan pertanda tumor.
Cara-cara tersebut adalah langkah guna membuat diagnosis. Dari
sini dapat diketahui tingkat atau derajat keganasan kanker yang
dihadapi. Setelah itu diadakan penilaian terhadap keadaan penderita
baik jasmani maupun kejiwaan. Setelah penilaian ini, selanjutnya perlu
memberi keterangan baik pada penderita maupun keluarga tentang
penyakit dan langkah pengelolaan selanjutnya.
Hadirin yang saya muliakan
Dalam pengelolaan ini termasuk pula penilaian dan persiapan untuk
rencana pengobatan serta rehabilitasi penderita. Sampai saat ini untuk
pengobatan kanker terdapat beberapa cara yaitu : pembedahan,
radioterapi, kemoterapi, hormon terapi dan imunoterapi. Dan sekarang
juga dengan transplantasi. (Soenarto 1990, Subandiri 1989, Haryanto
R 1990)
12

Dalam upaya memberi pengobatan kanker perlu diketahui
persentase keadaan kebugaran jasmani penderita. Oleh Karnofsky
dibuat suatu skor seperti terlihat pada lampiran. (Lampiran VII)
Dasar pengobatan kanker dapat dibagi menjadi :
1. pengobatan ditujukan terhadap penyebab
2. pengobatan penunjang
3. pengobatan simtomatis atau terhadap gejala
Sedang bila ditinjau dari indikasi, maka ada pengobatan utama dan
pengobatan tambahan. Pengobatan utama adalah pengobatan yang
diprioritaskan pada kanker tersebut. (Soenarto 1990)
Sebagai contoh, yaitu pengobatan kanker payudara yang belum
lanjut, secara logis pengobatan utama adalah pembedahan;
sedangkan pengobatan tambahan adalah kemoterapi atau terapi
medik. Namun seperti apa yang saya kemukakan di depan, yaitu
dengan cara kemoterapi baru dapat dilaksanakan tanpa pembedahan.
Ini adalah suatu kemajuan dalam terapi medik.
Tujuan pengobatan kanker ialah :
- Menyelenggarakan agar penderita mendapat pengobatan yang
baik dengan obat yang mudah didapat/tersedia, guna mencapai
kesembuhan atau setidaknya pengawasan jangka lama, atau
memberi pengobatan yang mempengaruhi secara subjektif dan
objektif dengan pengobatan yang bersifat meringankan
penyakitnya.
- Menyelenggarakan pengobatan dan pemantauan secara sistematik
hendaknya dilakukan dengan memperhitungkan keadaan
ekonomi, sosial dan faktor geografi atau terbatasnya fasilitas lokal.
- Bila mungkin, terutama dalam fase awal pengobatan harus
dilakukan di pusat yang spesialistik di mana pertimbangan
pengobatan didasarkan pada pendekatan interdisiplin dan
perkembangan ilmu pengetahuan baru.
13

Suatu contoh, Raghavan dkk (1990) menterapkan kemajuan
biologi serta perkembangan teknik baru dalam pengelolaan kanker
kandung kemih, mendapatkan hasil yang tinggi dalam kelestarian
serta bebas penyakit yang lebih lama dan memperbaiki nilai
kesembuhan.
Hadirin yang saya muliakan,
KEMOTERAPI, relatif adalah cara baru dalam pengobatan kanker.
Kemoterapi untuk pengobatan kanker disebut juga terapi medik. Cara
ini ditemukan secara kebetulan, ketika kapal perang USA terkena
torpedo di lepas pantai Itali semasa perang dunia II. Beberapa serdadu
tercemar gas racun MUSTARD, sebelum mereka diselamatkan.
Mustard ini pernah digunakan dalam perang dunia I yang banyak
membunuh serdadu lawan. Dalam kecelakaan perang dunia tersebut,
ternyata serdadu yang tercemar menderita penurunan jumlah lekosit.
Kemudian dipikirkan bahwa bahan tersebut mungkin berguna bila
diberikan pada penderita Lekemia. Setelah.percobaan klinik, turunan
dari mustard yaitu NITROGEN MUSTARD yang kurang toksis,
dinyatakan aman dan efektif guna pengobatan. Hal ini memacu
perkembangan lebih lanjut dari penemuan obat baru, seperti tertera
dalam Gambar 1 di depan.
Obat kemoterapi banyak macamnya. Obat kemoterapi,
masing-masing mempunyai efek samping yang berbeda pada tiap
bagian dari tubuh, dan sebagian besar mempunyai efek samping
sama, misalnya mual dan muntah. Namun hal ini dapat dikurangi
dengan pemberian obat lain (Soenarto, 1990). Selanjutnya periksa
lampiran tentang obat kemoterapi (Lampiran VIII) dan lampiran
tentang efek"samping sitostatika. (Lampiran IX)
Pengobatan kemoterapi maupun Cangkok Sumsum Tulang telah
dapat dilaksanakan di Semarang. Kesulitan kami dalam pemberian
kemoterapi, ialah banyak penderita yang tidak menyelesaikan program
pengobatan (63,34%). Hal ini disebabkan karena tidak mampu.
Mungkin hadirin akan bertanya berapa besar biaya yang diperlukan
untuk sekali pengobatan ? Biaya tersebut berkisar antara Rp.
400.000,00 - Rp. 700.000,00. Bila diberi satu seri pengobatan sebanyak
14

enam kali, maka jumlah ini dikalikan 6. Ini belum termasuk biaya terapi
kombinasi dengan penyinaran.
Keberhasilan pemberian kemoterapi juga ditentukan oleh
persediaan darah yang memenuhi persyaratan. Skrining donor harus
betul-betul teliti. Pengiriman darah dari Dinas Transfusi Darah harus
mengikuti aturan standard. Ini masih merupakan kelemahan kita dalam
pengadaan dan pengiriman.
Program pengobatan dapat gagal bila setelah mendapat transfusi
terjadi sakit kuning akibat transfusi (Hepatitis pasca transfusi).
Penyediaan komponen darah, khususnya trombosit harus memadai.
Karena salah satu komplikasi pemberian kemoterapi ialah turunnya
jumlah trombosit. Dengan penurunan trombosit yang berat akan
menimbulkan perdarahan yang akan membahayakan penderita.
Pemantauan jumlah lekosit, trombosit juga kadar hemoglobin harus
selalu dilaksanakan secara rutin untuk penilaian pengobatan lanjutan.
Hadirin yang saya hormati,
Kanker mana yang dapat disembuhkan ?
Berdasarkan laporan Dana (1988), golongan kanker stadium lanjut
pada manusia yang dapat disembuhkan dengan kemoterapi atau
kemoterapi ditambah penyinaran ialah :
- Limfoma (Hodgkin, Burkit, Sel besar tersebar)
- Sarkoma (S. Ewing, Rabdomiosarkoma embrional, tumor
Wilms)
- Karsinoma (K. sel kecil paru, K. testis, K. indung telur,
koriokarsinoma)
- Lekemia (L. limfoblastik akut pada anak, L. mielogenos akut)
Appelbaum (1988) menulis cara kemoterapi intensif atau
kemoterapi dengan ditunjang Cangkok Sumsum Tulang Autolog
sebagai pengobatan penderita-penderita tumor solid.
Demikian pula Selby (1990) mengungkapkan pemakaian
kemoterapi dosis tinggi dan Cangkok Sumsum Tulang Autolog pada :
15

- Multipel myeloma
- Penyakit Hodgkin
- Tumor solid pada anak
- Melanoma malignant
- 'High-grade Astrocytoma'
- Kanker payudara
- 'Germ cell tumors'
- Kanker paru sel kecil
Suatu komplikasi kanker yang sering dijumpai adalah anemia
(kurang darah) seperti yang telah saya sebutkan dalam sindroma
paraneoplasia. Anemia merupakan komplikasi yang sering pada
multiple myeloma. Suatu hormon yang memacu pertumbuhan sel
darah merah (eritropoeitin), sekarang telah dapat disintesa yang
dikenal sebagai Recombinant Human Erythropoietin.
Ludwig dkk (1990) dari hasil penelitiannya dalam pengobatan
eritropoietin pada anemia yang disebabkan karena multiple myeloma
berkesimpulan bahwa Recombinant Human Erythropoietin adalah
sarana pengobatan yang memberi harapan guna pengobatan anemia
yang berkaitan dengan multiple myeloma.
Hadirin yang saya hormati,
Suatu hal yang sangat menyusahkan bagi penderita kanker
maupun keluarganya, bahkan juga dokternya adalah rasa nyeri pada
kanker. Karena nyeri pada kanker merupakan salah satu gejala yang
menakutkan pada penyakit keganasan dan biasanya merupakan
masalah yang sulit bagi dokter pengelola.
Oleh Eckhardt (1989) disarankan mengikuti petunjuk WHO expert
committee sebagai berikut :
- Pengobatan awal dengan non-opioids dengan atau tanpa
tambahan
16

- Bila nyeri menetap atau meningkat, opioids ringan dengan atau
tanpa non-opioids dan tambahan
- Bila semuanya tidak efektif, opioids keras dengan atau tanpa
non-opioids dan tambahan.
Berikut ini dilampirkan tabel obat dasar yang direkomendasi oleh
WHO untuk pereda nyeri pada kanker (Lampiran X)
Ternyata Aspirin dan Parasetamol yang mudah diperoleh dengan
bebas di pasar merupakan pilihan awal yang paling murah. Dua obat
tersebut disarankan pula oleh Pohl dan Lehmkuhl (1989) sebagai obat
pengurang rasa sakit perifer. Untuk yang sentral disarankan Codein
dapat ditambah obat penenang. Untuk nyeri tulang yang disebabkan
oleh kerusakan tulang karena infiltrasi tumor disarankan pemberian
Calcitonin baik tunggal maupun kombinasi obat penangkal nyeri,
penenang dan radioterapi.
Hadirin yang saya muliakan
Dalam upaya peningkatan pengelolaan dan pelayanan kesehatan,
khususnya untuk penderita kanker, maka Tim Kanker Fakultas
kedokteran Universitas Diponegoro/Rumah Sakit Dr. Kariadi, bekerja
sama dengan Yayasan Kanker Indonesia Wilayah Jawa Tengah dan
didukung perusahaan farmasi serta Rumah - Sakit Elisabeth,
Telogorejo, Sultan Agung, Romani, dan Bala Keselamatan Semarang,
telah mengadakan Penataran Perawat Onkologi. Diharapkan
penataran berikutnya dapat diadakan guna peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan yang akan berguna bagi peningkatan pelayanan
dalam bidang Onkologi Medik.
Meskipun telah ada titik terang akan harapan kesembuhan, namun
masih lebih baik pencegahan. Beberapa faktor risiko pencetus perlu
diwaspadai.
Usaha pencegahan pencemaran lingkungan harus sudah diting-
katkan agar kita tidak menderita seperti negara industri.
Penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Kanker
Indonesia, Yayasan Lekemia perlu dikembangkan melalui PKK,
17

Organisasi Kemasyarakatan bahkan tidak kalah pentingnya peranan
Ulama.
Dengan kegotong-royongan yang dilandasi dengan filsafat
Pancasila niscaya kita bangsa Indonesia akan dapat mengatasi.
Masalah prognosis atau ramalan perjalanan kanker tergantung dari
keadaan serta kesadaran penderita dalam upaya mencari pengobatan
guna penyembuhan.
Seperti diuraikan di muka, harapan akan kesembuhan sekarang
makin besar dengan diterapkannya cara baru yang disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan faktor pendukung yang makin ditingkatkan, maka harapan
akan kesembuhan, kelestarian dengan bebas penyakit akan terwujud.
Inilah rangkaian jawaban dari judul yang saya ajukan.
Hadirin yang saya muliakan
Dalam tahun 1990 ini banyak publikasi yang memberi gambaran
akan harapan yang lebih baik dari penderita kanker dengan
pengobatan cara baru dan pendekatan interdisipliner dalam bidang
Onkologi Medik.
Cara Kemoterapi terhadap Kanker telah diterapkan di Rumah Sakit
Dr. Kariadi/Fakultas Kedokteran UNDIP. Di RS. Dr. Kariadi, telah
dilaporkan tentang penatalaksanaan pengobatan Neoplasma antara
Agustus 1984 sampai dengan Juli 1989. Urutan persentase
pengelolaan sebagai berikut :
- Radioterapi 35,55 %
- Pembedahan 30,39 % .
- Kemoterapi 25,03 %
Mereka yang dapat menyelesaikan pengobatan hanya 35,75 % dan
selebihnya menghentikan pengobatan dan tak mendapat pengobatan.
Hal ini disebabkan karena masalah keuangan, yaitu tingginya biaya
seperti disebutkan di atas.
18

Kanker yang dikelola yaitu :
- Leher rahim
- Hati
- Payudara
- Ovarium
- Nasofaring
- Kulit
- Paru-paru
- Rektosigmoid
- Kelenjar Limfe
- Plasenta
(Chrisni U., Banteng H.W. & Soenarto 1990), periksa lampiran.
Tentang pemantauan penderita pasca pengobatan tidak mudah.
Pengalaman tersebut juga terjadi di Rumah Sakit Swasta. Beberapa
mantan penderita mungkin sempat hadir di sini. Diantaranya ada yang
telah lebih dari delapan tahun. Mereka tampak segar bugar. Hal ini
merupakan suatu Rakhmat dari Allah SWT.
Hambatan yang sering dijumpai di Semarang yaitu tidak
tersedianya obat antara lain :
- Vindesin
- Vinblastin
- CCNU
- BCNU
- Procarbazin
- Thio tepa
- DITC
19

Untuk peserta PHB, sering sukar untuk mendapat beberapa obat,
penderita harus berusaha beli sendiri, hal ini akan memberatkan dan
mengakibatkan tak dapat dilaksanakan pengobatan.
Dalam tahun ini Departemen Kesehatan mulai mengadakan
registrasi kanker. Registrasi tersebut akan memberi bahan masukan
bagi Pemerintah untuk upaya peningkatan pelayanan kesehatan dalam
rangka kelanjutan pembangunan mendatang.
Dari hasil penelitian ulang Catatan Medik (CM) kanker rumah sakit,
khususnya di RS. Dr. Kariadi, ternyata masih banyak CM yang kurang
memenuhi harapan atau ketentuan cara-cara pengisian. CM,
merupakan alat informasi. Karenanya harus dapat dipercaya guna
memberi masukan yang dapat dipakai untuk perencanaan
pembangunan bidang kesehatan.
Khusus mengenai pencatatan kanker, perlu mengikuti tata cara
pencatatan. Hal ini sangat penting untuk keperluan studi epidemiologi.
Dengan telah dilakukan sensus ulang penduduk dalam tahun ini
dan dengan CM yang telah sempurna, mudah-mudahan di tahun
mendatang data epidemiologi di Indonesia sudah setara dengan
negara negara maju. Dengan demikian pengembangan Administrasi
Kesehatan akan lebih sempurna.
Hadirin yang saya muliakan
Usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit pada umumnya
dan kanker khususnya tidak mungkin hanya dilaksanakan serta
dibebankan kepada Pemerintah. Masyarakat pun harus ikut serta atau
diikutsertakan secara aktif, baik melalui Organisasi Kemasyarakatan
maupun dalam bentuk lain dari usaha swasta seperti Yayasan.
Bersyukurlah kita, karena di Indonesia telah ada Yayasan Kanker
Indonesia, yang mempunyai perwakilan di Jawa Tengah juga
cabang-cabang sampai di Kabupaten.
Suatu kerja sama yang terpuji telah dijalin antara salah satu
Perusahaan Farmasi Internasional yang telah lama berada di Indonesia
dengan Yayasan Kanker Indonesia guna penyediaan obat kanker yang
lebih murah bagi penderita yang kurang mampu. Semoga kerja sama
20
Karsinoma
Kistadenokarsinoma
serosa
Teratokarsinoma
Khoriokarsinoma
Seminoma
Karsinoma embrional
Khoriokarsinoma
Teratoma malignan
(jarang)
Fibrosarkoma
Liposarkoms,
Osteosarkoma
Kondrosarkoma
Leiomiosarkoma
Rabdomiosarkoma
27

34
35

LAMPIRAN Vil
SKOR KARNOFSKY
100 % Tak ada keluhan, penderita tampak normal dan tidak
menunjukkan penurunan kesehatan dari penyakitnya.
90 % Mampu melakukan aktivitas normal; ada keluhan dan gejala
penyakit yang ringan.
80 % Aktivitas normal dengan usaha; terdapat keluhan dan gejala
penyakit.
70 % Aktivitas penderita dengan usaha; terdapat keluhan dan tanda
penyakit.
60 % Sering memerlukan bantuan tapi mampu merawat atau
melakukan sebagian besar keperluan pribadi.
50 % Sebagian besar memerlukan pertolongan dan perawatan
medik yang sering.
40 % Kelemahan yang nyata; memerlukan perawatan dan bantuan
khusus.
30 % Kelemahan yang berat; perlu perawatan di rumah sakit.
20 % Sangat payah; dirawat di rumah sakit dengan terapi
penunjang yang aktif.
10 % Proses fatal yang cepat berkembang.
36

LAMPIRAN XVII
PROTOKOL PENGGUNAAN SITOSTATIKA PADA KEGANASAN
HEMATOLOGI DAN NON HEMATOLOGI
di RS. Dr. Kariadi (1985) disempurnakan 1988
A. KEGANASAN HEMATOLOGI
1. Limfoma maligna non Hodgkin :
a. BACOP (satu siklus)
- Adriamycln 25 mg/m2 ¡.v. hari ke 1 dan 8
- Cyclophosphamide 650 mg/m2 i.v. hari ke 1 dan 8
- Vincristin 1,4 mg/m2 i.v. hari ke 1 dan 8
- Bleomycin 5 mg/m2 i.v. hari ke 15 dan 22
- Prednisolone 60 mg/m2 i.v. hari ke 15 - 28
- Satu siklus 28 hari
b. CHOP BLM (satu siklus), satu siklus 20 hari
- Cyclophosphamide 750 mg/m2 i.v. hari ke 1
- Adriamycin 50 mg/m2 i.v. hari ke 1
- Vincristin 2 mg (total dose), hari ke 1 dan 5
- Prednisone 100 mg (total dose) hari ke 1-5
- Bleomycin 15 mg (total dose) hari ke 1
2. Limfoma Hodgkin
Pilihan pertama :
* MOPP (satu siklus)
- Nitrogen mustard 6 mg/m'2, hari ke 1 dan 8
- Vincristin 1,4 mg/m2, hari ke 1 dan 8
- Procarbazine 100 mg/m2, hari ke 1-14
- Prednisone 40 mg/m2, hari ke 1-14
- Satu siklus 28 hari.
- Prednison diberikan pada siklus ke 1 dan 4 saja.
* MVPP (satu siklus)
- Nitrogen Mustard 6 mg/m2, hari ke 1 dan 8
48
Pendahuluan
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat
kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga
dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.

Etiologi dan Epidemiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma
mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini
adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali
tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu
pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia
21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan
laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita
dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
disbanding pada usia muda.

Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan
fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,
sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammography.

Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di
bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut :
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus; b. Lobuli terdiri
atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c. Saluran tersebut dibatasi
sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

Terapi (treatment)
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengetahui Kode (wilayah,daerah,Area) Kartu Telkomsel

ICD X Bahasa Indonesia