kampusku


FAKULTAS Kedokteran Unsyiah
FAKULTAS Kedokteran Unsyiah sudah 25 tahun (sejak tahun1982) menyelenggarakan pendidikan di Bumi Nanggro Aceh, dengan segala pahit getir yang dirasakan para kontruktor sebelumnya, sebut saja periode transisi pertama dengan dekan pertama Alm Prof Cholich dari Universitas Gajah Mada, yang mendatangkan dosen dari luar Aceh, dilanjutkan oleh Prof. Ridwan Ibrahim, Prof TMA.Chalik Spesialis Kebidanan, Dr T Makmur dan Dr.Istanul Badiri, MS.
Fakultas Kedokteran Unsyiah, alhamdulillah berkat kerjasama seluruh sivitas akademikanya terakreditasi B pada tahun 2005, semasa periode pimpinan dekan sekarang, dan Kedokteran Unsyiah terus mencoba berlari kencang dalam upaya mengembangkan potensi dan keberadaannya sebagai salah satu lembaga pendidikan kesehatan yang dibanggakan masyarakat Aceh, sehingga telah membuka beberapa, seperti program pendidikan ilmu keperawawatan, kedokteran gigi dan beberapa hari yang lalu dikti mengeluarkan izin prodi Psikologi di Fakultas kedokteran Universitas Syaih Kuala yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh. Saat ini Pendidikan dokter di FK unsyiah sejak tahun 2006 menganut Program Problem base learning(PBL) dengan masa studi 6 tahun.
Untuk bidang Spesialisasi Kedokteran Unsyiah telah membuka beberapa program studi dengan kerjasama dengan beberapa universitas seniornya di Indonesia, seperti Ilmu kebidanan, Anestesi, ilmu saraf dengan pembinanya universitas Indonesia, Ilmu bedah, penyakit dalam dan Kesehatan anak dengan pembinanya Universitas Sumatra Utara, Ilmu bedah tulang dengan pembinanya Universitas Hasanudin. Diharapkan untuk waktu yang tak lama lagi semua program spesialis ini akan bisa mandiri dengan semakin terlengakapi peralatan dan Sumberdayamanusia di Fakultas kedokteran Unsyiah dan Rumah sakit Dr Zainul Abidin. Terselenggaranya program ini tidak terlepas dari dukungan masa periode gubernur Abdulah puteh dan Azwar Abubakar.
Pasca Gempa dan Tsunami 2004 yang menimpa Aceh, Terbuka celah hubungan Mitra dengan beberapa Universitas terkemuka di Luar negeri, sebut saja Universitas Gotingen,Rostock Jerman, Universitas Erasmus, Maastrich Belanda, Duke University, North Carolina USA dan Universitas Mc Master Canada. Dari beberapa universitas tadi yang terus berlanjut adalah hubungan dengan Universitas Maastrich yaitu dukungan pengembangan staf dalam hal labskill(lab ketrampilan), Duke University,USA untuk Penelitian TBC, dan Universitas Gotingen Jerman dalam hal pengembangan pusat penyakit tropis dan biologi molekuler.
Universitas Gotingen pasca tsunami telah memfasilitasi membantu pemberian beasiswa untuk 400 mahasiswa korban tsunami di Unsyiah, dan telah mengirim 20 staf pengajar Unsyiah untuk program magister dan Doktoral dengan dukungan DAAD suatu lembaga dari pemerintah Jerman yang mengurus pemberian beasiswa belajar di Jerman.
Program kerjasama pengembangan juga terus berlanjut dengan diundangnya pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah kuala, yang terdiri, dr.syahrul cs, dan direktur RS pendidikan Zainul Abidin, dr Rusmunandar,membicarakan kelanjutan kerjasama sesuai MOU yang telah dibuat tahun 2005 di jerman. Pada tanggal 9 sampai 15 september lalu di plaza Universitas Georg-August Gotingen Jerman, berlangsung pertemuan antara, Prof.Dr.med Cornelius Frommel, pimpinan Universitas Geord-August Gotingen, DAAD yang menjadi penanggung dana. Dalam pertemuan yang berlangsung alot dan bersahaja tersebut disepakati membantu pengembangan Staf pengajar FK Unsyiah dan pertukaran mahasiswa, dan DAAD telah menyutujui membantu program sampai tahun 2010.
Alasan Kita ingin bermitra dengan Universitas Gotingen, karena Universitas Gotingen merupakan salah satu universitas terkemukan di Jerman hal ini bisa kita lihat dari banyaknya para ilmuwan mereka mendapat hadiah nobel, sekitar 40 orang ilmuan dari Universitas ini telah mendapat penghargaan nobel, sehingga Universitas ini benar-benar diminati oleh mahasiswa diseluruh penjuru Dunia. Kita lihat saja dari 300 000 penduduknya, 50 persen diantaranya adalah pelajar dan mahasiswa
Sekedar diketahui secara umum di Luar negeri rumah sakit pendidikan atau yang dikenal dengan University hospital, Dekan Fakultas Kedokteran secara otomatis memimpin Rumah sakit sehingga dia benar-benar dapat mengembangkan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pelayanan, sehingga tidak terjadi dualisme dalam kepemimpinan. Di Indonesia sampai saat ini belum ada University Hospital dan baru dalam tahap pembahasan oleh beberapa universitas besar di Indonesia, karena dari beberapa pengalaman di Luar Negeri dengan University Hospital relative mudah bagi pimpinan untuk pengelolaan segala programnya dan tentunya optimalisasi pelayanan bagi pelanggan kesehatan.
Dalam program pertukaran mahasiswa masih terkendala dengan kurikulum, di University Geord-August Gotingen mahasiswa menganut program modul, sedang kita dengan sistim kredit semester (SKS), akan tetapi untuk mahasiswa Internship (coass) sangat berpeluang. Kendala dalam pertukaran mahasiswa ini adalah dalam masalah biaya karena menurut perwakilan DAAD yang hadir pada pertemuan, Mrs Anne Kathrin Jansen, tidak ada program pertukaran mahasiswa dalam program DAAD, menurutnya peluang bisa diajukan secara personal dalam mengikuti summerschool.
Sampai saat baru seorang staf kedokteran unsyiah yakni dr Ichsan untuk program Magister anatomi, sedangkan dari gotingen telah mengirim sebanyak 3 orang mahasiswa untuk melakukan penelitian bersama. Menurut Mediator Kerjasama ini Prof Dr.Uwe Grob, untuk tahun depan akan dilanjutkan summerschool penyakit tropis dan biologi molekuler di Banda Aceh dan dilanjutkan Internasional symposium masalah penyakit tropis dengan mendatangkan para pakar dari Jerman. Menurut Uwe mereka sangat berkeinginan untuk membuka program magister bidang biologi molekuler/tropical medicine di FK unsyiah, dimana sebahagian besar masa pendidikan di Banda Aceh, dan tahap akhir untuk penelitian di Jerman, Karena kelengkapan laboratorium kita yang masih sangat terbatas dan pembahasan ini akan dilanjutkan saat summerschool tahun depan di Banda Aceh.
Awal September lalu FK Unsyiah baru saja mendapatkan sebuah gedung labskill beserta perlengkapan yang cukup baik untuk digunakan mahasiswa kedokteran dalam proses belajar mengajar, sehingga nantinya tidak lagi banyak masyarakat mengeluh untuk tidak nyaman saat berada di Rumah sakit pendidikan. Gedung dan Alat –alat ini yang langsung diserahkan Dubes Australia Pallmer baru-baru ini, dan merupakan labskill terbaik di Indonesia atas Bantuan Masyarakat Australia. Selain itu Kedokteran Unsyiah juga mendapat bantuan gedung dari Petronas Malaysia dan BRR untuk proses kelancaran pendidikan.
Rektor Unsyiah Dr.Darni Daud.MA. nmenyambut baik rencana ini dan akan mendukung sepenuhnya program Magister bilogi molekuler dan berharap ini merupakan upaya kita untuk jelajah Internasional.
Dekan FK Unsyiah Dr. Syahrul SpS, lebih lanjut berharap program pengembangan Biologi molekuler dan pengembangan staf pengajar akan dapat berjalan dengan sukses selain itu kita dalam waktu dekat akan mengirim mahasiswa kita belajar disana (pertukaran mahasiswa) sehingga anak didik kita benar-benar akan berkulitas Internasional, menurutnya kedepan setiap mahasiswa/doktermuda yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris baik akan terbuka peluang pendidikan disana. Kita akan mencari beasiswa bagi mereka yang berprestasi baik, tapi untuk sementara ini biaya kepergian mereka masih atas biaya sendiri, Saat ini peluang untuk pertukaran Mahasiswa FK Unsyiah di Fakultas Kedokteran selain Jerman adalah di DUKE University, North Carolina, USA dan Maastrich University Belanda.
Dit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengetahui Kode (wilayah,daerah,Area) Kartu Telkomsel

ICD X Bahasa Indonesia