CINTA DAN PACARAN

Ya, kata orang... cinta itu buta
Tapi, cinta bisa melihat! Bahkan mengukur
Betapa besar pengorbanan untuk yang dicinta
Ya, kata orang... cinta itu bisu
Tapi, cinta bisa bicara! Bahkan meneriakkan
Ungkapan cinta untuk yang dicinta
Ya, kata orang... cinta itu tuli
Tapi, cinta bisa mendengar!
Mendengar bisikan cinta dan kasih sayang
Ya, kata orang... cinta itu segalanya
Tapi bagiku... yang ku cintai adalah yang segalanya...
Untuk-Mu Maha Pemilik Cinta... Ya... Allah



Jatuh cinta! Kata-kata itu sudah tidak asing lagi di telinga teman-teman semua bukan? Wah wah... kata orang sih kalau jatuh cinta itu sering senyum-senyum sendiri, katawa-ketawa sendiri, dan wajah jadi berbunga-bunga (bukan tumbuh bunga di wajahnya lho!). Tapi bener lho... jatuh cinta itu bikin wajah makin berbinar alias makin cakep. Makanya, jangan takut jatuh cinta.

Kenapa sih bisa begitu? Ternyata... ketika jatuh cinta, ada beberapa hormon dalam tubuh yang meningkat. Yaitu: Pheromones, Oxytocin, Vasopressin, Dopamin, dan Neuropinephrine. Bagaimana sih hormon itu bisa bekerja saat kita jatuh cinta?

Begini ceritanya. Ketika terjadi kontak mata (baca: pandangan pertama) terjadilah kesan. Otak pun bekerja dan merekam apa yang paling mempesona. Setelah itu, hormon Pheromones bekerja. Dia bertugas untuk mengenali orang yang di suka. Contohnya saja... ada yang sebagian orang, walaupun belum kelihatan orang yang disuka sudah merasakan keberadaannya. Karena hormon ini telah mengeluarkan wewangian khusus yang sejenis dengan si dia (yang disuka). Inilah fase pertama.

Fase kedua, terjadi peningkatan hormon Neuropinephrine yaitu hormon yang selalu membuat tubuh bersemangat jika melihat orang yang disuka. Selain hormon Neuropinephrine, pada fase ini terjadi peningkatan hormon Dopamin. Hormon inilah yang membuat wajah berseri-seri. Kontan, senyumpun terlontar. Hormon ini juga lah yang membuat wajah makin cakep ketika jatuh cinta. Tapi sayangnya, setelah 2 atau 3 tahun kedua hormon ini akan mulai berkurang aktivitasnya.

Fase ketiga, yaitu ketika hormon Oxytocin bekerja. Hal inilah yang membuat orang yang sedang jatuh cinta jadi romantis dan nafsu terhadap seks meningkat.

Fase keempat, yaitu saat gelora cinta mereda. Yang ada hanya kesetiaan. Hormon Vasopressin lah yang bekerja.karena hormon ini menggambarkan tingkat kesetiaan seseorang. Semakin banyak hormon Vasopressin, maka orang itu semakin setia.

Lalu apakah boleh jatuh cinta? Ya boleh lah... karena cinta itu adalah fitrahnya manusia.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al-Imran: 14)

Ya... berarti jatuh cinta itu sudah fitrahnya manusia. Tapi, jatuh cinta disini, jangan sampai melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya...

Cinta layaknya sebuah benda yang berharga. Harus kita simpan dan tempatkan ditempat yang semestinya. Alias, jangan pacaran!

Remaja saat ini, salah penempatan masalah cinta. Remaja banyak yang berpendapat bahwa cinta harus diungkapkan dan salah satu caranya adalah dengan pacaran. Kalau kata penulis sih... pacaran itu boleh asalkan setelah menikah... (hahaha ^^). Ya... bagi yang belum menikah, pacaran boleh-boleh aja, asalkan jangan berduaan, jangan boncengan, jangan memikirkan dia, jangan traktir-traktiran, tidak memikirkan si dia, tidak merindukannya, suara tidak boleh lemah-lembut, tidak SMS-SMSan, tidak saling tersenyum, tidak tatap-tatapan, tidak telepon-teleponan, tidak saling kirim salam, tidak bicara masalah pribadi, tetap menutup aurat... masih banyak lagi. Masih ada yang lebih penting! Yaitu jangan pacaran di bumi Allah dan jangan pakai fasilitas atau rezeki yang diberikan Allah. Masih bisakah teman-teman pacaran???

Syaratnya banyak amat ya? Dan yang pasti nggak bakalan sanggup dilakuin. Lha! Orang udah jelas-jelas Allah melarang kita untuk mendekati zina. Nih dia buktinya...

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’:32)

‘Kan yang dilarang itu mendekati zina bukan pacaran?’ kalau teman-teman berkata demikian, akan dengan jelas dijawab. Pacaran itu jelas-jelas mendekati zina. Bermula dari jadian (baca: pacaran), terus... SMSan, terus... ketemuan, terus... gandengan tangan, terus... pelukan, terus... ciuman, terus... melakukan yang nggak-enggak... dan sampailah pada perzinaan. Jelas sudah bukan? Bahwa PACARAN = MENDEKATI ZINA. Mendekatinya saja dilarang apalagi berzina!

Coba deh teman-teman renungi... pacaran itu ada manfaatnya nggak sih? Kalau ada yang beralasan pacaran untuk meningkatkan semangat belajar. Apa bener??? Kebanyakan nih ya... orang yang punya pacar itu konsentrasinya berkurang. Selalu saja kepikiran si dia. Apa prestasi akan meningkat jika konsentrasi berkurang? Belum lagi kalau pacaran pasti ada saja waktu untuk jalan-jalan berdua. Nah kan itu berarti buang-buang waktu. Mendingan... untuk belajar di rumah. Iya apa iya???

Ya... untuk teman-teman semua... jatuh cinta boleh-boleh saja... asalkan dengan penempatan yang baik dan jangan diumbar kemana-mana. Tau kisah cinta Fathimah dan Ali tidak??? Fathimah dan Ali kan sebenarnya sudah saling jatuh cinta. Tapi, tidak ada yang mengetahui (kecuali Allah dan diri mereka sendiri). Bahkan setan saja tidak mengetahuinya. Wa wah...

Kan cinta datangnya nggak bilang-bilang. Semua orang pasti pernah merasakannya. Dan yang terpenting... jangan dekati zina “Say No To Pacaran!!!” ok!!! Kan pacaran itu nggak ada gunanya... buat apa dilakuin???

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengetahui Kode (wilayah,daerah,Area) Kartu Telkomsel

ICD X Bahasa Indonesia